Wednesday, 10 June 2015

Angklung For The World


Pemecahan Rekor Bermain Angklung Terbanyak Pada Saat Bersamaan 

 

Stadion Siliwangi menjadi saksi bisu lahirnya rekor baru memainkan angklung, Mayoritas masyarakat yang telah menjadi pelaku sejarah tentu memiliki rasa bangga yang tak terhingga, itulah yang dirasakan oleh para pemain angklung dari kalangan Pelajar, PNS, dan  Umum. 

Dari pukul 07.00 wib – 10.00 wib lebih dari 20.000 orang memasuki lapangan sembari menunggu pemain yang lain memasuki stadion siliwangi pemain yang sudah di lapangan memainkan lagu daerah seperti manuk dadali menggunakan angklung, menyanyikan lagu Indonesia Raya, mengheningkan cipta dan tak lupa
lagu Halo Halo Bandung. “Walau cuaca panas tapi saya senang bisa ikut berpartisipasi” ujar salah seorang pelajar yang mencatatkan namanya pada momen bersejarah ini.

Sekitar pukul 11.00 wib Saung Angklung Udjo mengambil alih dan melanjutkan untuk latihan lagu yang akan dinilai oleh juri Guinness Book Of World Records yaitu ‘We Are The World’ yang pernah dipopulerkan oleh Raja Pop Dunia Michael Jackson. Perwakilan dari Saung Angklung Udjo pun menginformasikan aturan dan tata cara agar momen sejarah ini bisa berhasil memecahkan rekor dunia.

Acara besar pasti memiliki beragam permasalahan tak terkecuali acara Angklung For The World, pasalnya alat hitung automatis tereset ulang, beruntung terdapat sekitar 400 relawan Burma (Partisipan Event) yang pada awalnya dipersiapkan untuk Flashmob sedang memegang bendera dari berbagai negara Asia Afrika dengan cekatan menghitung secara manual “satu Burma mengitung 50 pemain angklung, jadi 50 kali 400 sama dengan?” Tanya sang wali kota kepada para pemain angklung. 

Akhirnya hitung manual selesai dilakukan dan alunan musik dari angklung yang dimainkan oleh lebih dari 20.000 orang terdengar sangat merdu dan membuat Gubernur Jawa Barat merinding saat menonton langsung momen sejarah tersebut. Setelah lagu Heal The World dilantunkan perwakilan juri dari MURI menyatakan bahwa rekor telah dipecahkan oleh Kota Bandung, Jawa Barat. “Penghargaan ini bukan untuk saya, bukan untuk kota Bandung, Tapi untuk Indonesia, dan Kalian adalah pelaku sejarah” tambah Ridwan Kamil dan sorak sorai para pelaku sejarah menambah semaraknya peristiwa tersebut.



sumber: KAAONE: Relawan Asian African Carnival 2015

2 comments: